Jumat, 15 Oktober 2010

bentuk bulan

Anton dan Tono selalu berdebat. Kali ini mereka berdebat mengenai bentuk bulan.

Anton: Tono, bulan itu bentuknya kotak.

Tono: Bukan Anton, bulan itu bentuknya segi tiga.

Anton: Segi tiga bagaimana? Sudah jelas bulan itu bentuknya kotak. Tuh lihat di langit!

Anton dan Tono sama-sama melihat ke langit, tetapi tidak terlihat apa-apa karena kebetulan sedang tidak ada bulan.

Tono: Sudah deh Ton, kalau kamu ngeyel percuma aku ngejelasin panjang lebar. Lebih baik aku minta orang lain yang bicara untuk meyakinkan kamu. Tuh lihat, ada kakek-kakek sedang mendekat kemari. Ayo kita tanya dia, bentuk bulan itu seperti apa.

Anton: Oke. Siapa takut??!!

Kemudian Anton dan Tono menghampiri kakek-kakek tersebut. Kakek-kakek tersebut memiliki penampilan tenang, berwibawa dan tampak sangat terpelajar.

Tono: Selamat malam Kek. Kami tadi sedang memperdebatkan bentuk bulan. Saya sudah menjelaskan kepada teman saya ini kalau bulan bentuknya seti tiga, tapi dia tidak percaya dan malah mengatakan bentuk bulan adalah kotak. Menurut kakek siapa yang benar? Bentuk bulan itu bagaimana kek?

Kakek: Maaf nak, kakek orang baru disini. Jadi kakek belum tahu apa-apa.



Sumber: Meliano (teman di SD Pius, Cilacap)

Jumat, 01 Oktober 2010

siapa penulis proklamasi?

Anton berkali-kali tidak masuk pelajaran sejarah tanpa alasan yang jelas.
Suatu hari Pak Guru sudah habis kesabarannya, dan memanggil Anton.

Pak Guru: Ton, kamu sudah terlalu sering tidak masuk sehingga ketinggalan pelajaran. Sekarang Bapak mau uji kemampuan sejarahmu. Siapa yang menulis naskah proklamasi?

Anton lama terdiam, akhirnya menjawab ".. tak tahu aku Pak"

Pak Guru: Makanya kamu jangan sering membolos Ton. Sampaikan pada ayahmu agar datang menemui saya besok ya.

Anton: Baik pak.

Esok harinya, Anton dan ayahnya datang menghadap Pak Guru.

Pak Guru: Pak, anak bapak sering tidak masuk sehingga ketinggalan pelajaran. Kemarin saya hanya bertanya siapa yang menulis naskah proklamasi, tapi dia menjawab tidak tahu.

Mendengan keterangan Pak Guru, Ayah Anton merasa sangat malu dan geram. Kemudian ia berkata kepada Anton "Ton, kalau memang kau yang menulis, kau mengaku sajalah. Kalau kau tidak mengaku, ku gampar kau!"



Sumber: Pak Profit